Subscribe:

Senin, 06 Desember 2021

TEKNOLOGI BENIH DAN


A.    Teknologi Benih
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik dari benih, yang mencakup kegiatan-kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengelolaan, penyimpanan, pengujian serta sertifikasi benih (Feistrizer, 1975, dalam Sutopo, 2002:1). Kegiatan dalam teknologi benih tersebut terbagi atas beberapa katagori. Kegiatan tersebut bertujuan mencari benih yang baik. Diantara kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Pengembangan varietas
2.      Penilaian dan pelepasan verietas
3.      Produksi benih
4.      Pengelolaan/proses pembenihan
5.      Penyimpanan
6.      Pengujian dan sertifikasi
Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar (Anonymous, 2010). Beberapa jenis benih memiliki struktur tambahan, seperti gulma, braktea, spina, dan rambut yang membantu melindungi benih dari pelukaan burung atau tikus. Posisi embrio dalam benih dan sifat kulit pelindungnya merupakan pelengkap penting dari semua benih yang sering terkena kekerasan berbagai proses mekanis dan penanganan pada saat panen hingga masa tanam. Menurut Sutopo, 2002:9, benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan penanaman.Biji merupakan bentuk tanaman mini (embrio) yang masih dalam keadaan perkembangan yang terkekang.
Benih disini adalah tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman, sehingga masalah teknologi benih dalam ruang lingkup agronomi dapat diartikan sebagai suatu gugus ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan lapangan produksi dengan segenap unsur alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan dan manusia untuk mencapai produksi tanaman secara maksimal.
Sejarah perkembangan perbenihan di Indonesia dimulai pada tahun 1905 ketika pemerintah Hindia Belanda mendirikan Departemen Pertanian, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman rakyat.

B.     Pembiakan Sexsual
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di daerah meristematis (titik tumbuh), yaitu bagian yang mengandung jaringan meristem. Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung akar, dan kambium.Aktivitas jaringan meristem yang terletak di ujung batang/akar menghasilkan pola pertumbuhan yang berbeda bila dibandingkan dengan jaringan meristem di kambium.Oleh karena itu pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan meristem primer atau disebut juga meristem apikal. Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder.Contoh jaringan meristem sekunder adalah jaringan kambium pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Perkembangan pada tingkat organ misalnya terbentuknya organ generatif yaitu munculnya bunga. Beberapa jenis tumbuhan memiliki umur yang berbedabeda untuk berkembang menjadi dewasa. Masa dewasa ditandai dengan kemampuan berkembang biak secara generatif. Jadi ketika suatu tumbuhan telah membentuk bunga berarti tumbuhan itu telah dewasa dan dapat bereproduksi secara generatif (menghasilkan biji). Biji merupakan calon individu yang dapat tumbuh dan berkembang jika menemukan kondisi lingkungan yang sesuai. Faktor dalam yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan antara lain, Hormon (auksin, giberilin, sitokinin, asam absisat), Faktor genetik, faktor luar atau lingkungan (suhu, cahaya, kelembapan, oksigen,air dan zat hara).
Peristiwa Metagenesis adalah terjadinya pergiliran keturunan atau pergantian siklus, yaitu:
a.       Siklus seksual (generatif)
Pada siklus seksual dihasilkan gametofit.
b.      Siklus aseksual (vegetatif)
Pada siklus aseksual dihasilkan sporofit.
Pada tanaman Paku-pakuan pembentukan gamet jantan berlangsung di dalam antheridium dan gamet betina di dalam arkegonium. Jika gamet jantan membuahi gamet betina, maka akan terbentuk zigot.Zigot tumbuh menjadi individu yang menghasilkan spora. Generasi ini disebut fase vegetatif (aseksual) atau sporofit. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi individu baru yang menghasilkan gamet. Karena menghasilkan gamet, maka generasi ini disebut fase generatif (seksual) atau gametofit.Demikian seterusnya terjadi pergiliran keturunan antara fase gametofit dan sporofit.Tumbuhan lumut yang sering kamu jumpai merupakan fase gametofit.Sedangkan tumbuhan paku yang kamu lihat sehari-hari merupakan fase sporofit.Pergiliran keturunan antara fase sporofit dan gametofit itulah yang disebut metagenesis.

Jumat, 18 Januari 2013

Tumbuhan Benalu Nangka (Macrosolen cochinchinensis (Lour.) van Tiegh)


Tumbuhan Benalu Nangka (Macrosolen cochinchinensis (Lour.) van Tiegh)

a. Morfologi tumbuhan
M. cochinchinensis merupakan perdu yang bercabang banyak. Ranting dengan ruas yang membesar. Daun bertangkai pendek, eliptis sampai bentuk lanset, kadang-kadang bulat telur, gundul 3,5-17 kali 1,5-7 dengan ujung yang agak meruncing, serupa kulit, mengkilat. Karangan bunga berbunga 5-7 di ketiak, kadang-kadang dalam berkas pada ruas yang tua. Tangkai bunga pendek. Tabung kelopak elipsoid, panjang lingkaran 3 mm, pinggiran mahkota sangat pendek. Mahkota sebagai tunas dewasa 1-1,5 cm panjangnya separo bagian bawah melebar, di tengah dengan 6 sayap, di atas menyempit menjadi buluh sempit, berakhir ke dalam gada tumpul, kuning atau hijau kekuningan, coklat tua di atas sayap, kuning sampai merah pada ujung. Taju mahkota pada akhirnya melengkung jauh kembali dan terpuntir. Bagian yang bebas dari benang sari panjangnya 3-5 mm. Kepala putik bentuk gada. Buah bulat peluru, panjang 6 mm, akhirnya coklat violet tua (Gambar 5). Tumbuh di atas berbagai jenis pohon (Van Steenis, 1975).
Benalu merupakan tumbuhan parasit yang menempel pada pohon sebagai inang. Tumbuh di dataran menengah sampai pegunungan dari ketinggian 800-2300 meter di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Juni-September. Waktu panen pada bulan April-Mei. Bagian yang digunakan adalah daun atau seluruh bagian tumbuhan dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan (Hutapea, 1999).
b. Klasifikasi tumbuhan
Sistematika :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Santalales
Suku : Loranthaceae
Marga : Macrosolen
Jenis : Macrosolen cochinchinensis (Lour.) van Tiegh.
(Backer and Van Den Brink, 1965)
c. Kandungan kimia
Daun dan batang benalu mengandung alkaloida, saponin, flavonoid dan tanin (Hutapea, 1999). Senyawa utama murni yang diisolasi dari benalu (M. cochinchinensis) adalah quersitrin suatu senyawa flavonol glikosida yang merupakan marker taksonomi dari suku Loranthaceae (Artanti, 2004).
d. Kegunaan dan khasiat
Beberapa spesies benalu sejak zaman dahulu telah digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Benalu digunakan di masyarakat sebagai obat cacar air, diare, cacing tambang dan gabag, selain itu benalu dipakai sebagai obat penyakit hati dan kanker . Benalu dari spesies Viscum album L var lutecens Makino digunakan untuk mengobati sakit pinggang dan jamu pasca melahirkan para ibu di Jepang, V. album L digunakan untuk mengobati kanker di Korea dan Cina.
Herba benalu secara umum berkhasiat antiradang, antibakteri dan antibengkak. Penelitian lain menyebutkan bahwa benalu digunakan sebagai obat batuk, diuretik, pemeliharaan kesehatan ibu pasca persalinan, penghilang rasa nyeri, luka atau infeksi kapang (Hargono, 1995 cit Sasmito et al., 2001). Pemakaian benalu bersama beberapa bahan lain juga berkhasiat dalam pengobatan kanker, amandel dan penyakit campak (Thomas, 1999).
Hasil penelitian menunjukkan pada dosis 2,44 mg/0,2 ml, isolat flavonoid herba benalu mangga (Dendropthoe petandra) mampu menghambat pertumbuhan kanker pada mencit (Sukardiman et al., 1999). Benalu dari spesies yang sama dapat menghasilkan senyawa aktif yang berbeda-beda, hal ini sangat dipengaruhi oleh inang tempat tumbuhnya.
Ekstrak air dan etanol daun M. cochinchinensis yang tumbuh pada inang belimbing telah terbukti memiliki sifat antikanker atau pencegah kanker dengan cukup tingginya potensi sebagai antioksidan (IC50 20 g/ml dengan metode DPPH). Hasil uji DPPH menunjukkan bahwa ekstrak air benalu ini menunjukkan aktivitas antioksidan 95,7% pada konsentrasi 50 ppm. Uji toksisitas ekstrak air daun M. cochinchinensis dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) tidak menunjukkan sifat toksik sedangkan ekstrak etanol relatif lebih toksik. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan senyawa yang aktif sebagai antioksidan tidak selalu bersifat toksik terhadap brine shrimp (Artanti, 2004).
Hasil uji antikanker in vitro menunjukkan bahwa ekstrak air M. cochinchinensis inang nangka mampu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara g/ml (Meiyanto and Rahmi, 2006). Uji anti kanker in vitromT47D dengan IC50 57  ekstrak air M. cochinchinensis inang belimbing juga telah dilakukan pada sel kanker leukemia L1210 (IC50 41,0 ppm), sel kanker kolon HCT116 (IC50 20 ppm), dan sel kanker payudara A431 (IC50 20 ppm). Hasil uji viabilitas pada sel kanker B16 menunjukkan ekstrak ini pada konsentrasi 100 ppm tidak menunjukkan toksisitas (viabilitas 93%), tetapi pada konsentrasi 200 ppm dan 400 ppm menunjukkan sifat toksik (viabilitas 26% dan 9%) (Artanti, 2004).
Daftar pustaka
Artanti, N., Jamilah, Agustina, H., Meiyanto, E., and Darmawan, A., 2004, Laporan Teknis Sub Tolok Ukur Pengembangan Senyawa Potensial antikanker dari Taxus sumatrana dan Benalu, Puslit Kimia LIPI, Serpong.
Backer, C.A. and Van Den Brink, R.C.B., 1965, Flora of Java (Spermathophytes Only), Vol. I, Families 1-110, N.V.P. Noordhoff, Groningen, Netherlands.
Hutapea, J.R., 1999, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
Meiyanto, E. and Rahmi, F., 2006, Efek Antikarsinogenisis Ekstrak Air Daun Benalu Nangka (Macrosolen cochinchinensis (Lour.) Tiegh.) pada Kanker Paru Mencit Balb/c yang Diinduksi Benzo[a]piren, Laporan Kerjasama LIPI-Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sukardiman, Santa, I. G. P., and Rahmadany, 1999, Efek Anti Kanker Isolat Flavonoid dari Benalu Mangga (Dendrophtoe petandra), Cermin Dunia Kedokteran, 122 : 7-8.
Thomas, A. N. S., 1999, Tanaman Obat Tradisional I, 99-101, 124-125, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Van Steenis, C. G. G. J., 1975, Flora Voor de Scholen in Indonesie, diterjemahkan oleh Sorjowinoto, M., edisi ke-6, PT Pradnya Paramitha, Jakarta.
Kontributor : Muhammad Farid Fauzy, Endang Sulistyorini S.P dan Rina Maryani, Amd

Senin, 29 Oktober 2012

HAM MENURUT AJARAN AGAMA ISLAM


HAK ASASI MANUSIA MENURUT AJARAN ISLAM
Jean Claude Vatin
Secarabertahapdandengancaranyasendirisetiapperadapanmenyadariakanmaknamanusia,hakdankewajibanmereka, sebagaikekuasaan hokum yang sedikit demi sedikitmenguasaikeserakahandandendamindividu”
Louis Massignon
“Suatuteori yang sempurnatentangKemerdekaanindividudanfungsi Negara merupakansuatufilsafatpolitik yang sempurna, dansuatufilsafatpolitikmelibatkanfilsafattentangsegalasesuatusecaraumum.”
Francois C. Montague
The Limits Of Individual
Liberty, 1885

A.    SejarahHakAsasiManusia
Menurut Jan MartesondanKomisiHakAsasiManusia PBB, HAM ialahhak-hak yang melekatpadamanusia, yang tanpadenganyamanusiamustahildapathidupsebagaimanusia.MenurutBaharudinLopa, kalimatdengan “mustahildapathidupsebagaimanusia” hendaklahdiartikan “mustahildapathidupsebagaimanusiabertangguangjawab”. Alas anpenambahanistilahbertanggungjawabialahdisampingmanusiamemilikihak, jugamemilkitanggungjawabatassegala yang dilakukannya. Hak-HakAsasiManusiaialahhak yang diberikanlangsungolehTuhan Yang MahaPencipta (Hak-Hak yang bersifatkodrati).Manusiatidakdapatberbuatsemena-menaatashaknya, sebabapabilaseseoarangmelakukansesuatu yang dapatdikategorikanmemperkosa HAM orang lain, makadiaharusmempertanggungjawabkanperbuatanya (BaharudinLupa, 1996:1).



Dilihatdarisejarahnyaparapakareropaberpendapatlahirnya ham dimulaidari:

1.      Lahirnya Magna Charta (1215 : Inggris)
Raja yang menciptakan hokum tetapidiasendiritidakterrikathukum, menjadidibatasikekuasaanyadanmulaidapatdimintaipertanggungjawabanyadimukahukum.
2.      Lahirnya Bill Of Rights (1689 : Inggris)
Padasaatitumulaiadaadagium yang berintikanbahwamanusiasamadimukahukum. 
3.      Munculnya The American Declaration Of Independentce (Paham Rousseau dan Montesquieu)
4.      The French Decalaration (1789) – The Rule Of Law
Disebutkanbahwatidakbolehadapenangkapandanpenahanan yang semena-menatermasukpenangkapantampaalasan yang sahdanpenahanantampasuratperintah yang dikeluarkanolehpejabat yang sah. Kemudiandinyatakanjugaadanya presumption of innocence, artinya orang-orang yang ditangkapdandituduhdanditangkapberhakdinyataktidakbersalah, sampaiadakeputusandaripengadilan yang berkukuatan hokum tetap yang menyatakandiabersalah.Deklarasiinidipertegasjugaadanya Freedom Of Expression, Freedom Of Religion, The Right Of Property danhal-haldasarlainya. Semuahak-hak yang adadalamberbagai instrument HAM tersebutkemudiandijadikandasarpemikiranuntukmelahirkanrumusan HAM yang bersifat universal (The Universal Declaration Of Human Rights, PBB 1948).

B.     PerbedaanPrinsipantaraKonsep Ham dalamPandangan Islam dan Barat

1.      Pandangan Barat terhadap HAM bersifatAntroposentris :segalasesuatuberpusatpadamanusia. Sebaliknyahak-hakasasimanusiadalamsudutpandang Islam bersifatTeosentris :segalasesuatuberpusatpadaTuhan.
Dalamhubunganini A.K. Brohimenyatakan “berbedadenganpendekatanbaratstrategi Islam sangatmementingkanpenghargaankepadahak-hakasasidankemerdekaandasarmanusiasebagaisebuahaspekqualitasdarikesadarankeagmaan yang terpatrididalamhati, pikiran, danjiwapenganut-penganutnya”.
2.      Pemikiranbaratmenempatkanbahwamanusialah yang menjaditolakukursegalasesuatu, makadidalam Islam Allah lah yang menjaditolakukursegalasesuatumelaluifirmanya. Maknateosentrisbagi orang Islam adalahmanusiaharusmenyakiniajaranpokokislam yang dirumuskandalamduakalimatsyahadat. Kemudiansetelahitumanusiamelakukanperbuatan-perbuatan yang baikmenurutisikenyakinanyaitu (MohamadDaud Ali, 1995:304).
Menurutajaran Islam, manusiamengakuihak-hakdarimanusialain, karnahalinimerupakansebuahkewajiban yang dibebankanoleh hokum agama untukmematuhi Allah (A.K Brohi 1982:204).
3.      Menurutajaran Islam HAM bukanlahhasilevolusidaripemikiranmanusia, namunmerupakanhasildariwahyuIlahi yang telahditurunkanparanabidanrosuldarisejakpermulaanekstisistensiumatmanusiadiatasbumi. Menurutajaran Islam manusiadiciptakanoleh Allah hanyauntukmengabdiuntuk Allah (QS 51 (al-Zariyat) :56). Ada duakategorikewajibanumatmanusia, yaituhuququllah:kewajibanmanusia yang terhadap Allah yang diwujudkandalamberbagaiibadahterhadap Allah, danhuququl’ibad: kewajiban-kewajibansesamanyadankewajibanmanusiaterhadapmahluk-mahluk Allah lainya. Hak-hak Allah tidakberartibahwahak-hak yang dimintaoleh Allah karnabermanfaatbagi Allah, karnahak-hak Allah bersesuaiandenganhak-hakmahluknya (SyaukatHussain, 1996:54).

C.    Prinsip-prinsip HAM yang tercantumdalam Declaration Of Human Right
a.       Martabatmanusia.
Dalam al-Qur’an disebutkanbahwamanusiamempunyaikedudukan yang tinggi( QS 17:70, 17:33, 5:32 dll). Didalam Universal Of Human Right terdapatdalampasalsatudantiga.
b.      PrinsipPersamaan
Semuamanusiaadalahsama, yang menjadiukuranseseorangmenjadilebihtinggiderajatnyaadalahketaqwaanya (QS 49:13). DidalamUniversal Of Human Rightterdapatdalampasalenamdantujuh.
c.       Prinsipkebasanmenyatakanpendapat
Al-Qur’an memerintahkankepadamanusia agar beranimenggunakanakalpikiranmerekaterutamuntukmenyatakanpendapatmereka yang benar.HakuntukmenyatakanpendapatdenganbebasdinyatakanUniversal Of Human Rightdalampasal 19.
d.      Prinsipkebabasanberagama
Dijelaskandalam al-Qur’an surat 2:256 yang artinya “tidakbolehpaksaandalam agama”. Ayatlain yang berkenaandenganprinsipiniyaitu QS 88:22, 50:45. Dari ayat-ayattersebutdapatdisimpulkanbahwa agama Islam sangatmenjunjungtinggikebebasanberagama.DalamUniversal Of Human Rightterdapatpadapasal 18.
e.       Hakatasjaminan social
Dalam al-Qur’an dijumpaiayat-ayat yang menjamintingkatdanqualitashidup minimum (fakir miskin, QS 51:19, 70:24) ; “kekayaantidakbolehdinikmatidanhanyaberputardiantara orang-orang kaya saja” (QS 104:2).
f.       Hakatashartabenda
Dalamhukumislamtidakdiperbolehkanmerampashakmilik orang lain kecualiuntukkepentinganumum, menuruttatacara yang telahditentukanlebihdahulu (MohamadDaud Ali, 1995:316). DalamUniversal Of Human Rightterdapatpadapasal 17.



Sabtu, 27 Oktober 2012

PENGANTAR TAKSONOMI


PENGANTAR TAKSONOMI


http://www.geog.ubc.ca/biodiversity/eflora/images/Castillejaminiata_000.jpg
Castilleja miniata, foto oleh Werner Eigelssreiter
Apa Taksonomi dan Dimana Apakah itu berasal?
oleh
Jamie Fenneman
Taksonomi adalah metode yang para ilmuwan, konservasionis, dan naturalis mengklasifikasikan dan mengatur keanekaragaman makhluk hidup di planet ini dalam upaya untuk memahami hubungan evolusi antara mereka. Taksonomi modern yang berasal dari pertengahan 1700 ketika Swedia kelahiran Carolus Linnaeus (juga dikenal sebagai Carl Linnaeus atau Carl von Linné) diterbitkan multi-volume nya Systema naturae, menguraikan metode-nya baru dan revolusioner untuk mengklasifikasikan dan, terutama, penamaan organisme hidup. Sebelum Linnaeus, semua spesies dijelaskan diberi panjang, nama kompleks yang memberikan informasi yang lebih banyak dari yang dibutuhkan dan kikuk untuk digunakan. Linnaeus mengambil pendekatan yang berbeda: ia mengurangi setiap spesies dijelaskan tunggal untuk nama dua bagian, Latin dikenal dengan nama "binomial". Dengan demikian, melalui sistem Linnaean spesies seperti anjing mawar berubah dari yang lama, nama berat seperti Rosa sylvestris inodora Seu Canina dan Rosa sylvestra alba cum rubore, folio glabro ke lebih pendek, lebih mudah untuk menggunakan Rosa Canina. Ini memfasilitasi penamaan spesies yang, dengan masuknya besar spesimen baru dari daerah yang baru dieksplorasi dari Afrika, Asia, dan Amerika, itu membutuhkan sistem yang lebih efisien dan bermanfaat.
Meskipun terlatih dalam bidang kedokteran, botani dan klasifikasi adalah gairah sejati Linnaeus dan dia aktif menjelajahi Eropa utara dan dijelaskan dan diberi nama ratusan spesies tanaman baru selama hidupnya. Selain itu, Linnaeus menghabiskan banyak waktu menjelaskan dan penamaan spesimen tanaman baru yang dikirimkan kepadanya dari seluruh dunia oleh ahli botani lain, termasuk dari daerah yang baru dieksplorasi dari Dunia Baru. Linnaeus mengklasifikasikan banyak spesies tanaman baru berdasarkan struktur reproduksi mereka, sebuah metode yang sebagian besar masih digunakan sampai sekarang. Bahkan, sebagian besar spesies dijelaskan oleh Linnaeus masih diakui saat ini, menunjukkan seberapa jauh dari waktu ke depan ia benar-benar. Meskipun agak sederhana dengan standar saat ini, metode Linnaeus 'menggambarkan spesies sedemikian rupa untuk mewakili hubungan antara mereka mengubah wajah taksonomi dan memungkinkan ahli biologi untuk lebih memahami dunia alam yang kompleks di sekitar kita.
http://www.geog.ubc.ca/biodiversity/eflora/images/adolfcarexaaurea.jpg
Carex aurea, foto oleh Adolf Ceska
Bagaimana Kita Klasifikasikan Tanaman?
Tanaman, dan memang semua organisme, diklasifikasikan dalam sistem hirarki yang mencoba untuk menggambarkan hubungan evolusi antara berbagai kelompok dalam hirarki. Konsep keterkaitan bentuk tulang punggung dari skema klasifikasi modern. Para ilmuwan yang mencoba untuk mengklasifikasikan organisme dan menempatkan mereka dalam kerangka evolusi disebut taksonomis, yang paling terkenal yang akan Linnaeus sendiri. Pada tingkat yang lebih luas, semua organisme di planet ini diklasifikasikan ke dalam 5 Kingdoms: Animalia (hewan), Plantae (tumbuhan, beberapa ganggang multiseluler), Fungi (jamur), Monera (bakteri prokariotik), dan Protista (bakteri eukariotik, ganggang kebanyakan, dll), mewakili cabang-cabang yang paling kuno evolusi Organisme dalam Kerajaan tertentu dapat dipisahkan dari organisme dalam Kerajaan lainnya oleh ratusan juta, jika tidak miliaran, tahun evolusi "pohon kehidupan.". Secara historis, semua organisme yang dikenal dikelompokkan menjadi hanya dua Kingdoms: organisme yang memiliki pertumbuhan terbatas, bergerak, dan makan dikelompokkan ke dalam Animalia Kerajaan, sedangkan organisme yang memiliki pertumbuhan terbatas, tidak bergerak, dan tidak makan dikelompokkan ke dalam Kerajaan Plantae. Tentu saja, seperti kemajuan ilmu pengetahuan, menjadi semakin jelas bahwa seperti pendekatan sederhana untuk taksonomi tidak efektif dan banyak spesies yang ditemukan yang tidak sesuai dengan pengelompokan baik sangat baik. Usulan untuk pindah ke sistem delapan Kerajaan menunjukkan bahwa sistem klasifikasi kita saat ini, dengan Kerajaan lima, namun bisa berubah lagi sebagai pemahaman kita tentang keanekaragaman organisme di sekitar kita terus tumbuh.
Dalam Kerajaan setiap organisme dikelompokkan menjadi beberapa Phyla (sing. Filum), juga dikenal sebagai Divisi, yang mewakili kelompok yang lebih kecil dari bentuk yang lebih dikenali. Meskipun Animalia Kerajaan mengandung sejumlah besar Phyla (seperti chordates [termasuk vertebrata], echinodermata, annelida, arthropoda, dll), Kerajaan Plantae hanya berisi sepuluh. Filum The Bryophyta (lumut, liverworts, hornworts), yang paling primitif dari semua tanaman yang benar, berbeda dari Phyla tanaman lainnya dalam bahwa itu adalah non-vaskular, yang berarti bahwa ia tidak memiliki air-melakukan jaringan yang membawa air dari akar tanaman sampai ke mahkota, dan bahwa generasi (vegetatif) gametofit mendominasi selama generasi (reproduksi) sporophyte. The Psilophyta Phyla (mengocok pakis), Lycopodiophyta (klub-lumut, paku-lumut, quillworts), Equisetophyta (horsetails), dan Polypodiophyta (pakis yang benar), termasuk semua tumbuhan vaskular yang mereproduksi menggunakan spora, juga membentuk, kuno meskipun sebagian besar buatan , pengelompokan dan sering disebut sebagai Pteridophytes. The Cycadophyta Phyla (sikas), Gingkofita (ginkgo), Gnetophyta (kapal-bantalan gymnosperma), dan Coniferophyta (runjung) membentuk kelompok primitif kedua tumbuhan vaskular, yang dikenal sebagai Gymnospermae, yang ditandai dengan adanya benih telanjang (literal terjemahan "gymno-sperma"). The Filum akhir, Magnoliophyta, berisi semua, tanaman vaskular berbunga yang dianggap sebagai tanaman yang paling canggih dan baru-berevolusi terjadi di planet saat ini.
http://www.geog.ubc.ca/biodiversity/eflora/images/ingrambrodiaeacoronaria_001.jpg
Brodiaea coronaria, foto oleh Dave Ingram
Dalam Filum setiap organisme yang terlibat dikelompokkan menjadi semakin kecil, kelompok lebih halus individu yang sama. Di bawah Filum, organisme dikelompokkan ke dalam Kelas, Orders, dan Keluarga, yang terakhir merupakan terbesar-Taksonomi pengelompokan yang umum digunakan oleh ahli botani amatir. Sebagai contoh, Magnoliophyta Filum dibagi menjadi 2 terkenal Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledons) dan Liliopsida (monokotil) berdasarkan berbagai fitur dari venasi daun dan struktur bunga ke bentuk pertumbuhan, struktur akar, dan struktur benih, setiap kelas dengan Pesanan berikutnya dan Keluarga. Setiap keluarga dibagi lagi menjadi Genera (sing. Genus) mewakili organisme dengan morfologi yang sama, struktur, organ reproduksi, dan, mungkin yang paling penting, sejarah evolusi. Ini merupakan pengelompokan genera yang banyak dari kita yang paling akrab dengan, seperti Rhododendron, Rosa, Krisan, dll dan dirancang untuk menggambarkan bahwa organisme individual dikelompokkan dalam genus yang sama sangat erat terkait satu sama lain. Bahkan, genus adalah pengelompokan taksonomi yang mewakili hubungan yang paling dekat antara organisme yang, pada tingkat taksonomi terkecil, disebut Spesies. Setiap spesies individu diberi nama tertentu yang, bila dikombinasikan dengan nama generik, menghasilkan dua-istilah "binomial" sistem penamaan yang Linnaeus dirintis. Sebagai contoh, dalam genus Rosa berbagai spesies seperti acicularis, nutkatensis, dan woodsii. Melalui sistem penamaan binomial, spesies ini menjadi Rosa acicularis, R. nutkatensis dan R.woodsii (nama generik disingkat menjadi awal pertama ketika daftar beberapa spesies dalam genus yang sama).
http://www.geog.ubc.ca/biodiversity/eflora/images/Erythroniumoreganum.jpg
Erythronium oreganum, foto oleh Rod Innes
Tentu saja, seperti dengan teori-teori ilmiah atau strategi, ada masalah dengan sistem ini dalam cara yang saat ini diterapkan dan sebagai hasilnya itu dalam keadaan terus-menerus fluks, terutama di tingkat yang lebih rendah dari hirarki. Bahkan pada tingkat tertinggi (Kerajaan), beberapa kelompok masih menimbulkan perdebatan di kalangan ahli taksonomi untuk penempatan mereka. Misalnya, bagaimana kita mengklasifikasikan lumut? Lumut awalnya ditempatkan di dalam Kerajaan Plantae sampai penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa apa yang kita sebut "lumut" sebenarnya hubungan simbiosis antara spesies tertentu dari jamur dan spesies tertentu dari ganggang. Dua spesies, yang sering dapat bertahan hidup independen satu sama lain, bergabung untuk membentuk tanaman seperti ketiga "spesies" dari organisme yang disebut "lichen" yang sangat berbeda dari salah satu dari dua spesies induk belum berfungsi sebagai sendiri reproduksi organisme nya, evolusi ( sehingga memenuhi kriteria untuk "spesies"). Saat lumut termasuk dalam Kerajaan Fungi sejak mitra jamur adalah kekuatan pendorong di belakang union (dasarnya "budidaya" mitra alga dalam rangka untuk menghasilkan makanan sendiri) tetapi pengobatan ini masih tidak benar-benar sesuai dengan taksonomi tradisional.
Contoh lain bagaimana alam terus mengacaukan upaya untuk mengklasifikasikan itu adalah array yang luas dari tumbuhan seperti organisme dikelompokkan berdasarkan hasil jangka Kebingungan dari fakta bahwa alga uniseluler atau sebagian besar, jika multiseluler, terdiri dari "ganggang." Satu atau sangat beberapa jenis sel mengumpulkan bersama-sama berfungsi sebagai individu yang lebih besar. Jadi, kita mengklasifikasikan ganggang multiseluler berdasarkan karakteristik sel tunggal (Protista) atau sebagai organisme multiseluler independen (Plantae)? Kebanyakan ganggang saat ini ditempatkan di dalam Kerajaan Protista meskipun penampilan mereka sering menyerupai tanaman, dengan hanya beberapa multi-selular bentuk yang tersisa dalam Plantae Kingdom. Perawatan ini tidak diikuti oleh semua penulis, namun, karena beberapa mempertahankan semua ganggang sebagai subkingdom dalam Plantae Kingdom. Terlepas dari pengobatan, jelas bahwa keragaman besar dalam kelompok "ganggang," serta karakteristik yang tidak biasa morfologi dan seluler, merupakan halangan untuk botanis yang mencoba untuk mengklasifikasikan mereka dalam sistem kita saat taksonomi.
http://www.geog.ubc.ca/biodiversity/eflora/images/newellSedumspathulifolium.jpg
Sedum spathulifoliium, foto oleh Kevin Newell
Apa yang dimaksud dengan "Spesies"?
Pada tingkat terendah dari hirarki klasifikasi adalah "spesies", sebuah konsep manusia yang diturunkan itu, sampai hari ini, masih belum sepenuhnya dipahami oleh para ilmuwan. Konsensus umum dalam beberapa dekade terakhir telah bahwa "spesies" adalah sekelompok individu yang sama yang dapat mereproduksi dengan sukses dengan satu sama lain sementara pada saat yang sama sedang reproduktif terisolasi dari spesies serupa lainnya (dikenal sebagai "Konsep Spesies Biologis"). Penafsiran ini bekerja cukup baik ketika pertama kali diusulkan, tapi semakin kita belajar tentang sistem ekologi semakin jelas itu menjadi bahwa alam ini tidak berarti begitu sederhana. Proses evolusi adalah sebuah kontinum dimana sebagian penduduk dari satu kesatuan secara bertahap menjadi lebih dan lebih khas dan diskrit, akhirnya mencapai keadaan di mana ia reproduktif terisolasi dari induknya Rentang tak terbatas variasi antara kedua ujung "spesies." dari proses evolusi berarti bahwa banyak populasi sulit untuk menetapkan ke salah spesies orangtua atau, spesies baru yang independen.
Sebuah konsep spesies baru, yang dikenal sebagai "Konsep Species filogenetik", mencoba untuk memberikan status khusus untuk setiap populasi diidentifikasi yang memiliki sejarah evolusi yang unik dan berbeda secara kolektif dalam beberapa karakteristik dari populasi lain. Sistem ini, yang menempatkan lebih berat pada proses evolusi dan perbedaan genetik antara populasi, secara alami menghasilkan jumlah yang jauh lebih besar dari spesies dikenali daripada Konsep Spesies lebih konservatif Biologi. Sebenarnya, Namun, tak satu pun dari konsep-konsep ini diterima secara luas muncul untuk sepenuhnya mewakili kompleksitas yang luar biasa dari dunia alami, dan mungkin metode yang paling efektif saat ini klasifikasi spesies merupakan kombinasi dari kedua sistem.
http://www.geog.ubc.ca/biodiversity/eflora/images/adolfranunculuscalaifornicus_000.jpg
<Ranunculus californicus dan Plectritis congesta, foto oleh Adolf Ceska
Subspecific Taksonomi
Metode lain yang digunakan oleh ahli taksonomi untuk menangani variasi dalam spesies adalah penggunaan "infraspecific" atau "subspecific" taksonomi. Banyak spesies yang tidak seragam dalam penampilan seluruh distribusi mereka, dan dengan menetapkan subspesies dan nama varietas para ilmuwan populasi diidentifikasi dapat katalog dan nama variasi ini.
Populasi yang mendekati status spesies biasanya dikategorikan sebagai subspesies (sering ditulis sebagai "ssp." Atau "subsp."), Terutama ketika bentuk-bentuk memiliki distribusi geografis yang diskrit. Misalnya, dalam spesies Salix reticulata (net-berdaun willow) individu yang terjadi sepanjang pegunungan dari interior provinsi dengan kapsul berbulu dan pola seperti jaring yang kuat dari venasi pada daun yang bernama S. reticulata ssp reticulata,. sementara populasi di Queen Charlotte Islands yang memiliki kapsul berbulu dan pola seperti jaring lemah venasi pada daun yang dikenal sebagai S. reticulata ssp glabellicarpa.. Kedua subspesies memiliki rentang geografis yang berbeda dan mewakili garis evolusi yang cukup didefinisikan dengan baik, tetapi cukup mirip untuk digolongkan dalam spesies yang sama.
Links
Rekomendasi kutipan: Penulis, tanggal, judul halaman. Dalam: Klinkenberg, Brian. (Editor) 2012. E-Flora SM: Elektronik Atlas Flora of British Columbia [eflora.bc.ca]. Lab untuk Analisis Spasial Lanjutan, Departemen Geografi, University of British Columbia, Vancouver. [Tanggal Diakses]
Semua materi yang ada di situs ini ditutupi oleh Canadian Copyright © Hukum. Silahkan hubungi pemegang hak cipta masing-masing jika Anda ingin menggunakan ilustrasi, foto atau teks.
Sebuah proyek dari Lab untuk Analisis Spasial Lanjutan , Departemen Geografi, UBC, dan Herbarium UBC , Departemen Botani, UBC.
Dasar-dasar dari Klasifikasi (Taksonomi)
Bumi saat ini adalah rumah bagi lebih dari 300.000 spesies tanaman dan lebih dari satu juta spesies hewan. Ahli biologi disebut taksonomis telah menyusun skema hati-hati dikembangkan untuk mengatur berbagai spesies. Pada pertengahan 1700-an, Carolus Linnaeus, seorang dokter Swedia dan botani, menerbitkan beberapa buku di mana dia menjelaskan ribuan spesies tanaman dan hewan. Linnaeus mengelompokkan spesies menurut bagian reproduksi mereka. Linnaeus mengembangkan sistem dua-bagian taksonomi binomial organisme mengkategorikan sesuai dengan pekerjaan genus dan species.Linnaeus 's tetap berlaku. Ini telah digabungkan dengan karya Charles Darwin di bidang evolusi untuk membentuk dasar dari taksonomi modern. Teori Darwin evolusi menyatakan bahwa semua spesies modern berasal dari spesies sebelumnya dan bahwa semua organisme, dulu dan sekarang, berbagi nenek moyang yang sama. Teori evolusi Darwin, yang telah menjadi tema pemersatu dalam biologi, adalah prinsip pengorganisasian taksonomi modern.
Taksonomis mengklasifikasikan organisme dengan cara yang mencerminkan keturunan biologis mereka. Karena hubungan leluhur yang kompleks, skema taksonomi juga kompleks. Meskipun kompleksitas mereka, skema taksonomi memberikan wawasan yang cukup dalam kesatuan dan keragaman kehidupan. Istilah "klasifikasi" sangat identik dengan kata "taksonomi."
Semua organisme di dunia hidup diklasifikasikan dan diberi nama sesuai dengan sistem internasional kriteria yang tanggal ke bagian awal abad ini. Aturan klasifikasi menetapkan prosedur yang harus diikuti ketika spesies baru diidentifikasi dan diberi nama. (Aturan klasifikasi hanya berlaku untuk nama ilmiah formal, bukan nama umum.)
Nama ilmiah dari setiap organisme, disebut nama binomial, memiliki dua elemen. Misalnya, manusia memiliki Homo sapiens nama binomial. Nama spesies apapun dua kata: ". Pengubah spesies" nama genus diikuti oleh Untuk manusia, Homo adalah genus dan sapiens adalah spesies pengubah. Nama genus umumnya kata benda, sedangkan pengubah spesies adalah kata sifat. Dengan demikian, Homo sapiens berarti "manusia tahu."
Kriteria yang berlaku umum untuk menentukan spesies adalah bahwa organisme dari spesies yang sama kawin silang dalam kondisi alamiah untuk menghasilkan keturunan yang subur. Individu dari spesies yang berbeda biasanya tidak kawin. Jika mereka dipaksa untuk kawin, kawin adalah baik berhasil atau keturunan yang steril. Misalnya, kuda (Equus caballus) dapat dikawinkan dengan seekor keledai (Equus assinus), dan hasilnya akan menjadi seekor keledai. Namun, keledai yang steril dan tidak dapat mereproduksi. Dengan demikian, kuda dan keledai diklasifikasikan sebagai spesies yang berbeda. Sebuah quarterhorse dan ras dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang subur. Oleh karena itu, keduanya diklasifikasikan sebagai spesies yang sama: Equus caballus.
Bagi manusia, ada spesies hidup hanya satu: Homo sapiens. Namun, di masa lampau spesies lain, seperti Homo erectus, mungkin telah hidup berdampingan dengan Homo sapiens. Homo erectus dianggap sebagai spesies yang terpisah karena mungkin tidak bisa kawin dengan Homo sapiens.
Skema klasifikasi menyediakan mekanisme untuk menyatukan berbagai spesies dalam kelompok-kelompok semakin besar. Taksonomis mengelompokkan dua spesies bersama-sama dalam genus yang sama (jamak adalah genera). Misalnya, kuda Equus caballus dan keledai Equus assinus keduanya ditempatkan dalam genus Equus. Genera serupa dibawa bersama untuk membentuk sebuah keluarga keluarga serupa diklasifikasikan dalam perintah.. Pesanan dengan karakteristik serupa dikelompokkan dalam kelas. Kelas Terkait dikelompokkan bersama sebagai divisi atau filum (tunggal adalah filum). Divisi usaha ini digunakan untuk tanaman dan jamur, sementara filum digunakan untuk hewan dan hewan-seperti organisme. Kategori terbesar dan terluas adalah kerajaan.
Klasifikasi manusia menunjukkan bagaimana skema klasifikasi bekerja. Bekerja dari atas ke bawah, manusia diklasifikasikan pertama di kerajaan Animalia karena memiliki sifat-sifat binatang. Hewan tersebut kemudian dibagi menjadi setidaknya sepuluh filum, salah satunya adalah Chordata. Anggota filum ini semua memiliki tulang punggung di beberapa waktu dalam kehidupan mereka.
Anggota Chordata phylum kemudian dibagi lagi menjadi berbagai kelas. Manusia milik Mammalia kelas, bersama-sama dengan mamalia lainnya (yang semuanya memiliki kelenjar susu dan perawat muda mereka). Para Mammalia kemudian dibagi menjadi beberapa ordo, salah satunya adalah primata. Manusia milik primata agar bersama dengan primata lain, seperti gorila dan monyet. The primata rangka dibagi menjadi beberapa keluarga, salah satunya adalah Hominidae, keluarga yang mencakup manusia dan makhluk mirip manusia. Dalam keluarga Hominidae adalah genus Homo, yang meliputi beberapa spesies. Salah satu dari jenis ini adalah Homo sapiens.